Grafologi Mempermudah Penilaian Sikap Peserta Didik


Seiring dengan diberlakukannya kurikulum 2013(K13), memahami perilaku dan sikap perserta didik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh para guru. Karena sikap telah menjadi salah satu aspek penilaian utama dalam standar mencapai kelulusan pada K13. Jadi, sudah seharusnya para guru harus bijak saat memberikan nilai kepada peserta didiknya.
Sikap itu sendiri sejatinya bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Grafologi atau ilmu tulisan tangan dalam hal ini bisa dijadikan acuan sekaligus pendekatan dalam menentukan nilai sikap peserta didik. Dengan menguasai ilmu tersebut, seorang guru akan diberi kemudahan dalam menentukan nilai sikap peserta didiknya secara bijak dan tepat sekaligus otentik. Seorang guru tidak perlu ragu lagi untuk memberikan penilaian berdasarkan pengamatannya. Karena disiplin ilmu ini merupakan sebuah ilmu yang khusus diadakan untuk memahami karakter dan perilaku seseorang.
Menurut Dwi Sunar Prasetyo (2012: 5), tulisan tangan dapat mengungkap kepribadian atau karakter seseorang dengan tingkat akurasi mendekati 90 persen. Tenaga pendidik (guru) dapat dengan mudah mengetahui kepribadian muridnya sehingga dapat memberi bimbingan yang sesuai dengan kepribadian murid. Jadi dengan adanya ilmu ini, maka penilaian sikap dalam Kurikulum 2013 akan lebih tepat sasaran. Selain berguna bagi tugas seorang guru, ilmu ini juga akan memberikan gambaran secara khusus terhadap wali murid. Kepribadian yang ada pada diri anaknya akan memudahkan mereka dalam melakukan pengawasan dan bimbingan di luar jam sekolah. Karena bagaimanapun kepribadian siswa sebagian besar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal inilah yang tidak bisa sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru.
Selain tulisan tangan, tanda tangan seseorang juga dapat dimasukkan ke dalam ranah Grafologi itu sendiri. Sebab tanda tangan termasuk dalam tulisan tangan sehingga dapat dipelajari dengan ilmu grafologi. Di tangan grafolog, tanda tangan dianalisis agar dapat memberikan gambaran yang lebih detail mengenai kepribadian seseorang. Agus A. Prasetyo (2014: 12) mengatakan, tanda tangan (signature) adalah tulisan tangan yang terkadang diberi gaya tertentu dari nama seseorang atau tanda identifikasi lainnya yang ditulis pada dokumen sebagai bukti dari identitas dan kemauan. Selain itu, Agus A Prasetyo juga mengatakan tanda tangan adalah sesuatu yang unik. Dari pengertian itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa selain tulisan tangan, tanda tangan cukup dapat membantu dalam memahami kepribadian seseorang. Keunikan, identitas, serta kemauan yang ada pada diri seseorang akan dapat dipahami dan dipelajari. Hal itu sangat berguna dalam melakukan hubungan timbal balik yang baik. Dalam hal ini, guru akan lebih mudah dalam memperlakukan siswanya secara khusus dan sesuai apa yang dimiliki dan butuhkan siswanya. Karena setiap individu pada dasarnya sesuatu yang unik.
Anna Koren, seorang grafolog barat, berpendapat bahwa tulisan tangan mencerminkan perasaan terdalam dari penulisnya. Adapun tanda tangan bisa menggambarkan keinginan atau cita-cita penulisnya. Melalui tanda tangan, dapat diperkirakan ambisi penulis di masa lalu serta harapannya untuk masa yang akan datang. Pendapat di atas bukan hanya membantu guru kelas dalam melakukan penilaian sikap, melainkan juga akan membantu seorang guru BK dalam melakukan pendekatan pada siswa-siswa yang sedang mengalami gejolak perasaan.
Dalam melakukan analisis tulisan tangan, hal yang perlu diperhatikan adalah margin atau jarak pinggiran tulisan, spasi atau jarak antar kata, garis dasar penulisan atau baseline, ukuran tulisan, tekanan tulisan, zona penulisan, kemiringan tulisan, jenis penulisan dan sambungan dalam tulisan, kecepatan penulisan, huruf-huruf unik, serta tanda tangan (Ludvianto, 2011). Sedangkan menurut Karen dan Mary (2011), adalah zona, kecondongan, tekanan, ukuran dan spasi, kecepatan dalam menulis, irama dan kualitas bentuk, goresan dan bentuk, tingkat kebersambungan tulisan, konsep citra diri, huruf-huruf spesifik, serta tanda-tanda bahaya. Aspek-aspek itulah yang harus seorang guru pelajari dan pahami dalam melakukan analisis terhadap tulisan tangan peserta didiknya. Guna mendapatkan hasil penilaian sikap yang optimal dan otentik.
Selain daripada hal di atas, penilaian sikap juga termasuk dalam ranah kewajiban dari seorang guru. Karena penilaian sikap bagaimana pun juga termasuk dalam salah satu instrument penilaian kelas. Dalam hal ini, Grafologi dapat dijadikan acuan yang valid dalam melakukan assesmen.
Secara umum. Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap materi pelajaran; sikap terhadap guru atau pengajar; sikap terhadap proses pembelajaran; sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran; dan sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Dalam beberapa objek tersebut, pendekatan Grafologi akan memudahkan seorang guru atau pengajar dalam menentukan nilai sikapnya.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Dalam hal ini, Grafologi secara langsung dapat dilakukan dalam teknik observasi perilaku. Guru  atau pengajar tidak perlu memperhatikan perilaku siswa secara fokus atau intens, melainkan hanya memerhatikan model tulisan tangan peserta didiknya. Sebab, bagaimana pun seorang guru tidak dapat memerhatikan siswanya di setiap waktu dan kesempatannya. Selain alasan waktu, hal itu juga merupakan sebuah kesulitan yang tidak bisa dihindari. Tetapi dengan grafologi, seorang guru akan diberi kemudahan dalam melakukan penilaian sikap. Guru hanya membutuhkan data berupa tulisan tangan peserta didik, lalu dianalisis berdasarkan pendekatan grafologi. Mulai dari kemiringan, tebal, dan model tulisan tangan peserta didiknya. Dan hasil dari analisis tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Jadi, kesimpulannya pendekatan grafologi akan sangat membantu guru dalam melakukan penilaian sikap peserta didiknya. Guru sudah tidak perlu bingung atau ragu lagi dalam menentukan nilai sikap peserta didik. Sebab guru telah memiliki data berupa tulisan tangan peserta didiknya untuk dijadikan acuan dalam memberikan nilai. Bukan lagi berdasarkan pengamatan yang cenderung kurang objektif, grafologi akan menyuguhkan atau memberikan sebuah objek yang benar-benar valid dan otentik sesuai apa yang ada pada diri seorang siswa.

Daftar Pustaka

Amend, Karen Kristin dan Ruiz, Mary Stansbury. 2011. Hand Writing Analysis. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Ludvianto, Bayu. 2012. Analisis Tulisan Tangan (Grapho for Success). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Prasetya, Agus A. 2014. Rahasia Di Balik Tanda Tangan dan Nama. Jogjakarta: Flash Books.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Bedah Lengkap Grafologi. Jogjakarta: Diva Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur Intrinsik dalam Ludruk

Perbedaan Lazim dan Wajib

Alih Wahana Dari Puisi “Bandara Internasional Abu Dhabi” Menjadi Cerpen “Sorot Mata Syaila”