Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Perbedaan Lazim dan Wajib

Kita sering kesulitan membedakan antara lazim dan wajib. Dua kata itu bila ditelaah lebih dalam perbedaannya sangat mencolok. Sebab, dua kata itu berasal dari kelas kata yang berbeda. Wajib termasuk kata kerja, sedangkan lazim termasuk kata sifat. Dari dua hal tersebut, makna dua kata serta pengertiannya jelas berbeda. Hal itu tidak bisa disamakan atau ditukarkan.

Keberhasilan Teroris

Gambar
Pray for Surabaya. Slogan tersebut seakan menjadi bahan wajib yang harus diselipkan pada unggahan dalam dunia maya, khususnya wilayah Surabaya. Warganet Surabaya menjadikan hal itu sebagai bentuk empati sederhana atas tragedi bom bunuh diri 13 Mei. Serangan teroris tersebut terjadi di 3 gereja. Total hampir belasan korban tewas akibat tragedi tersebut. Namun, yang menjadi permasalah utama dari tragedi tersebut ialah bukan serangan bom dengan jumlah luka korban, melainkan wacana yang dihasilkan akibat tragedi tersebut.

Kuda Lope

Aku masih ingin sendiri menikmati rembulan dari tepi kolam lele. Perempuan itu meratap genangan air yang tenang. Di depan rumah bertingkat tempat ia tinggal, ada sepetak tanah yang berupa kolam lele. Jika malam datang dan tidak hujan, saat bintang sedang mesrah-mesrahnya berdialog dengan bulan, perempuan itu melamun. Aku ingin sendiri beberapa waktu sampai nanti. Pandangan perempuan itu kosong, sesekali ia akan tersenyum saat melihat rona wajahnya di genangan air kolam itu. Senyumnya sangat manis. Pernah suatu ketika, saat itu malam benar-benar cerah sebelum tiba-tiba menjadi mendung. Kata orang yang menyaksikannya waktu itu, perempuan itu sedang menguntaikan senyumnya sehingga para gemintang cemburu. Efek senyum itu sungguh dahsyat, kata salah seorang lagi. Manis, tanpa pemanis buatan. Kalau saja bidadari itu benar adanya, perempuan itu sosok yang nyaris mendekatinya. Seharian cuaca sangat mendung tetapi tak kunjung hujan. Banyak orang beranggapan perempuan itu sedang sedi

Gentayangan di Pasar Malem

Gambar
Rumahmu sudah dipenuhi banyak orang yang membawa beras. Semua menggunakan penutup kepala. Sementara doa-doa menyesaki setiap sudut ruangan. Di dalam kamar, ibumu sudah hampir kehabisan airmata, hanya saja dia memilih terus menangis, tenggelam dalam duka. Saudara-saudaramu juga demikian, semua menangis, kecuali perasaan yang tidak mampu merasakan kebaikan.