Produksi Wacana Dalam Cerpen “Tahi Lalat” karya M. Shoim Anwar
Relasi
kuasa wacana ialah suatu bentuk keterkaitan subjek yang mengikat antara subjek
satu dengan yang lainnya. Subjek-subjek inilah yang menjadi titik tolak atas
suatu wacana yang berjalan dan berproduksi. Konsep tersebut jelas terlihat pada
cerpen “Tahi Lalat” karya M. Shoim Anwar.
Pada cerpen itu diceritakan suatu
kabar mengenai adanya tahi lalat di dada istri pak lurah. Kabar yang belum
tentu kebenarannya tersebut dengan mudahnya melebar dan meluas ke warga-warga. Bukan
tanpa sebab, penyebaran itu terjadi akibat adanya sebuah bentuk relasi kuasa wacana
yang terjadi. Awalnya, wacana itu dibentuk oleh satu subjek. Kemudian, subjek itu menyebar dan mengikat subjek lain, begitu pun seterusnya. Saat penyebaran itu terjadi, filterisasi atas representasi itu sendiri semakin berkembang. Pengembangan representasi inilah yang disebut dengan produksi wacana. Akibatnya, wacana yang pada awalnya hanya sebuah teks kompleks, menjelma menjadi suatu bentuk kuasa yang menjalar. Konsep penyebaran kuasa wacana tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut,
“Akhirnya orang-orang saling memberi
kode ketika berpapasan. Bila mereka sedang bergerombol, dan salah satu sudah
memberi kode, yang lain mengacungkan jempolnya sebagai tanda mengerti. Bagi
yang kurang yakin, pertanyaan akan langsung diteriakkan saat aku lewat.”
Dalam pernyataan
di atas, jelas terlihat adanya suatu produksi wacana. Bagaimana wacana itu
disebar melalui sebuah kode. Kode itulah yang menjadi jalan atas produksi
wacana itu sendiri. Melalui relasi-relasinya, wacana itu dengan mudah meluas
dan menyebar tanpa kontrol. Akibat tidak adanya kontrol tersebut, kuasa wacana
itu berhasil menjangkau kalangan yang lebih jauh atau tidak terpikirkan. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
"Haaa...??!!!"
aku heran dan terhenyak. Istriku juga tampak terbengong-bengong. Kami saling
memandang. Tak bicara apa-apa. Entah bagaimana ceritanya Laela tiba-tiba
menunjukkan gambar perempuan yang bertahi lalat di dadanya. Persis gunjingan
yang hari-hari ini kami dengar.
"Ini tahi lalat
di dada istri Pak Lurah..." kembali anakku menuding gambar yang telah
dibuatnya. Kami hanya tersenyum. Kecut dan heran
Kutipan dialog di atas menunjukkan keberhasilan jangkauan
produksi wacana. Wacana telah berhasil menyebar dan diterima dengan baik oleh
seorang anak kecil, yang seharusnya tidak tahu soal itu. Tanpa adanya kontrol
inilah, wacana sangat mudah menguasai subjek-subjek yang masuk ke dalam
jangkauan relasi kuasa wacana. Secara global, cerpen “Tahi Lalat” karya M.
Shoim Anwar telah menunjukkan hal itu.
Komentar
Posting Komentar