Optimalkan PPDB, SMP Kawung 1 Lakukan Penghijauan Sekolah


Tidak ada yang terlambat dalam masalah mencintai lingkungan. Lingkungan yang nyaman, bersih, asri, dan sejuk bakal mendukung kegiatan belajar. Itu yang coba dihadirkan SMP Kawung 1 Surabaya.

Bapak Said  merapikan tanaman
Demi menciptakan suasana tersebut, pihak sekolah mengajak setiap siswa membawa satu tanaman gantung pada jumat (28/2/2020).
Melalui kegiatan Jumat Berkah, gerakan eco green yang dicanangkan dinas pendidikan sejak dulu baru bisa digalangkan. Keterbatasan lahan dan masalah pembagian ruang dengan SMK dan SMA menjadi kendala utamanya.
Selain ditujukan sebagai bentuk peduli lingkungan, kegiatan ini diharapkan juga bisa membantu saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2020 besok.
Jumlah siswa yang terus menurun di setiap tahunnya membuat sekolah berpikir keras. Memperindah lingkungan sekolah salah satu strategi yang bisa ditempuh.
“Sekolah swasta seperti Kawung 1 ini, saat PPBD sangat harap-harap cemas. Apalagi sistem zonasi masih berlaku. Segala hal yang berkaitan dengan dampak tersebut harus diupayakan maksimal. Termasuk membuat sekolah tampak bersih, nyaman, dan asri,” terang Serly selaku staf kesiswaan.
Sekalipun tidak semua siswa membawa tanaman, setidaknya 100 tanaman berpot gantung dari  jumlah 197 siswa berhasil terkumpulkan. Di antaranya, tanaman sejenis sirih, pucuk merah, jambu kristal, anggrek, jeruk sambel, jeruk pecel, dan mangga.
Antusiasme Para Siswa
Para siswa tampak gembira menyambut kegiatan ini. Terlihat banyak siswa yang rela pakaian dan tangannya kotor. Dengan dampingan guru, mereka berbaur mencocok tanamannya sendiri di lahan sederhana depan ruang guru.
Cangkul kecil, cetok, timba, dan gunting disediakan sekolah. Para siswa hanya perlu mencari tanah dan tempat yang pas untuk tanaman mereka.
Yang tidak kalah penting, sekolah juga menyediakan pupuk urea MES. Butiran kecil putih yang bisa melebatkan daun itu dibagikan ke setiap siswa tanpa terkecuali. Tidak ada takaran dalam pemberiannya. Hampir semua tanaman diberi dalam jumlah yang lebih dari cukup.
Keterbatasan lahan tidak membuat sekolah kehilangan akal. Rak yang biasa dibuat display craft dialihfungsikan menjadi tempat gantung pot. Hasilnya, tanaman lebih terlihat rapi dan padat. Selain itu, letaknya yang tidak terlalu tinggi membuatnya lebih mudah disiram.
Alih fungsi rak display craft
Untuk menjaga kelestariannya, siswa yang terlambat akan diberi sangsi menyiram tanaman. “Kalau tidak ada yang terlambat, tetap akan diberlakukan jadwal rutin perawatan ini,” imbuh Serly yang juga guru fisika tersebut.
Untuk ke depannya, sekolah berharap bisa terpilih sebagai adiwiyata lingkungan. Itu akan menjadi kebanggan tersendiri, kata Mochammad Asif, Kepala Sekolah yang juga ikut mengawasi kegiatan tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur Intrinsik dalam Ludruk

Perbedaan Lazim dan Wajib

Alih Wahana Dari Puisi “Bandara Internasional Abu Dhabi” Menjadi Cerpen “Sorot Mata Syaila”