Merbabu Via Selo


Sabtu dini hari (22/12), kelima pendaki Atlantic Anugerah Metalindo (4 laki-laki dan 1 perempuan) sampai di Basecamp Mbah Jupri. Mereka dijemput dari stasiun Solo Balapan. Para pendaki tersebut memilih jalur Via Selo-Boyolali. Sesampainya di basecamp, mereka langsung membongkar tas gunung masing-masing, termasuk dandang dan panci dikeluarkan. Hawa yang cukup dingin membuat rasa kantuk menggelayut. Sleeping Bag menjadi benda yang paling dicari dalam hal ini. Mereka harus tidur, perjalanan masih panjang.
Pemandangan Pos 3

Pagi harinya, cuaca sangat bersahabat. Matahari terlihat jelas di sebelah timur. Suasana terasa hangat. “Kita akan dapat melihat bukit teletubies,” terang Ghozali selaku ketua tim. Pemuda 25tahun itu menambahkan bahwa di Sabana 1 dan Sabana 2 adalah ciri khas dari pemandangan Merbabu. Bukit yang bergelombang dan naik turun itulah yang disebut bukit teletubies oleh para pendaki kebanyakan. Itu yang menambah semangat tim.
Untuk mencapai puncak Merbabu tidaklah mudah. Jika lewat jalur Selo-Boyolali, para pendaki harus melewati 6 pos (Dok Malang, Pandean, Watu Tulis, Sabana 1, Sabana 2, Kenteng Songo). Jalan mencapai pos 1 dan pos 2 lebih panjang dibandingkan pos-pos berikutnya. Sementara bukit teletubies berada di pos 4 dan pos 5. Awalnya, ketua tim atlantic berencana mendirikan tenda di pos 5, tetapi hujan badai mengharuskan mereka melakukannya lebih cepat.
Minggu pagi (23/12), cuaca kembali cerah. Tim telah bersiap untuk menggapai awan Merbabu. Tantangan dari jalur pendakian Selo ialah sulitnya mendapatkan air. Para pendaki harus sangat berhemat atau membawa cadangan air yang berlimpah. Permasalahan datang begitu tim sampai di pos 5. Semua sampai dengan selamat, hanya saja persediaan air tinggal setengah botol, dan itu mengharuskan mereka berpikir ulang untuk mencapai puncak. Walaupun tinggal sekali tanjakan untuk mencapai puncak, hanya dua orang yang berani meneruskan perjalanan.
Ada beberapa puncak di atas Merbabu, yaitu Syarif (3.119 mdpl), Trianggulasi (3.169 mdpl), dan Kenteng Songo (3.142 mdpl).  Ghozali dan Alfian butuh 3 jam dari pos 5  untuk bisa berswafoto di puncak tertinggi (Kenteng Songo). Keletihan, kelelahan begitu terbayar saat mereka bisa melihat pemandangan yang indah. Dari atas sana, terlihat kegagahan Merapi, Sumbing, Sindoro, Telemoyo, dan Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu  dengan puncaknya yang memanjang.

Komentar

  1. Terlalu simpel ceritanya mas al, coba lebih detail mungkin pembaca bisa ikut merasakan indahnya bisa mencapai puncak

    BalasHapus
    Balasan
    1. huehuehue, Iya, saya sadar itu. Sebab tulisan ini bakal saya kirim di Harian Surya, yang jumlah katanya sangat dibatasi (350 kata). Jadi, gak bisa panjang-panjang. Tunggu di versi cerpen saja untuk kisah yang lebih panjang dan menarik. huerheu terimakasih sudah komen.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur Intrinsik dalam Ludruk

Perbedaan Lazim dan Wajib

Alih Wahana Dari Puisi “Bandara Internasional Abu Dhabi” Menjadi Cerpen “Sorot Mata Syaila”